I want people to be happy. The goal never change, just the method.

Beda dikit? ah, jauuuh... :D

Pagi itu, kalo ga salah sih sekitar 1-2 juli, pembagian rapor kenaikan kelas. Rata-rata teman sekelas menggalau, tapi ribut. Ada satu yang mukanya yang selalu datar, hari ini datar juga. Gatau otot muka udah melemah gara-gara pernah tersenyum, alis turun plus mata melotot dengan diameter yang gak rasional, aku nggak tau. Gak ada bekas ditarik-tarik malah. Ada juga yang dingin, tak tegang samasekali.



Wali kelas 7B Melinjo, Bu Laila yang juga wali owner PT Angin Ribut yang bekerjasama dengan PT Anune (suka dipake jadi contoh buat pelajaran IPS, Bu Laila mengajar IPS) mendadak muncul di koridor. Semua panik, lari terbirit-birit, lalu duduk ke kursi masing-masing. Waktu bu Laila Masuk, semua tegang. Aku tak ingat apa pesan yang diberikan bu Laila, yah, mungkin kayak gini:

"Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T karena kita telah dipertemukan di acara pembagian raport. Ibu mau memberi tahu kepada kalian bahwasanya tidak ada yang lulus tidak lulus!"
Semuanya bersorak gilang gemilang, kecuali si muka datar. Hanya menatap kosong.

Aku (di alam pikiran) : 'Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T karena kita telah dipertemukan dengan bu Laila yang baik hati dan tidak sombong, bukan dengan dia yang very cute.'

Nah, waktu pembagian rapot, dipanggil namanya satu-satu, waktu nama aku dipanggil, ada semacem tabel nama murid 7B,  dengan urutan rangking (yang sungguh menghina). Aku ranking 23, aku tanda tangan, tamat sudah, aku naik kelas, aku pindah sekolah ke Jakarta, selesai sudah sejarah belajarku dengan SMP di Cimahi ini.

Masih banyak murid nangkring di koridor lantai dua. sekitar setengah jam, akhirnya ibu datang, mau mengurus aku yang akan pindah ke Jakarta, masa depanku ada di tangannya. Aku turun ke bawah, ngobrol sedikit sama ibu, Yuli (gendut dibehel) dan Sasti (badan tinggi tapi kelakuan hebat) di dekatnya. Perempuan semua (hey ladies!), Ibu bilang sama aku, "sono, salam sama temen kamu!". Mereka gak tau aku bakalan pindah. Masalahnya, bilang 'selamat tinggal, terima kasih atas kebaikan kalian semua, aku akan pindah sekolah' adalah kata-kata paling sulit diucapkan dalam hidup. Perpisahan adalah hal paling berat yang pernah kualami.

"ma..makasih atas kebaikan kalian.." selesai bilang begitu, aku langsung lari ke koridor lantai dua. Sasti (menurut keterangan ibu) menunjukkan ekspresi kebingungan.

Di koridor ada Beska (rangking satu selama dua semester, cuman inggrisnya terkesan lebay) dan Edlia (produk pak Edi :D Jangkung tapi jadi ade aku. Pernah duduk sama the very cute). Ada juga Isna (7A, rame dan aneh, jadi ade aku dan kakaknya Edlia). Berat sih, cuman kalo mereka nggak tau, itu bakal lebih menyakitkan hati (istilah sundanya nyeredet hate), akhirnya aku kasih tau.
Beska : "atuh saa, pleaase, jangan pindah.."
Edlia : "saa, aaah kamu mah gitu ah.."
Elsa : " sori, tapi mesti..." (aku sengaja nggak nambahin kata pergi)
mereka berdua : "Yaaaaah...  :( "
Isna : "masih rahasia, sa?"
Elsa : "udah naik kelas, jadi udah nggak rahasia lagi."
Isna : "Oooh."

Even when though I'm excited about school almost over, I have that sad feeling of leaving my classmates and the rest. #DamnItsTrue

- ~ -

Rabu, 20 Juli. Aku baru aja masuk sekolah baru di Jakarta, lumayan jauh dari rumah (kos-kosan), kira-kira 11 km. Temen-temen di cimahi udah masuk dari tanggal 18 Juli kemaren. Waktu dateng, nggak langsung masuk kelas, nunggu di luar ampe jam setengah 8.Aku masuk kelas 8-9 B (kelas 8 ama 9 digabung), kelas Language and Arts. Hari ini hari bahasa Indonesia. Sekolah lama : Bilingual. Bahasa Inggris campur Sunda juga ada. Of jadi op, have jadi hap (cara bacanya sama dengan gap). Handsome jadi husband.

Nah, masuk nih. di kelas ada yang namanya meeting zone, begitu masuk langsung kumpul di sana. Gak ada meja. Satu kelas ada dua guru, ms.Nining (cantik sih cantik, tapi kalo marah gak tanggung-tanggung. Harus agak hati-hati!) dan Mr.Brown (Bule dari Inggris yang nggak mau dipanggil bald, alias botak). Acara setiap pagi : Morning Advisory 30 menit. Sekolah Lama : Mendengarkan Asma'ul Husna, 4 menit sambil mengerjakan PR dengan panik.

"ya, hari ini, karena ada dua orang baru, seratus persen baru, kita kenalan sama mereka! terserah sih, mau salam biasa mau kayak gimana juga terserah". Lama : Guru datang, semua lari ke bangku masing-masing, ada dua optional buat gurunya : langsung ngajar ato ceramah selama dua jam. Biasanya langsung ngajar.

Baru : "Stella.." "Navisa..." "Angel..." "Shabrina..". "Elsa.."
Lama : "Ada guru, woy! Ada guru!!" *lari terbirit-birit ke bangku*

Dalam 30 menit, semuanya kerasa bedanya.

Dua minggu kemudian..
Di minggu pertama kemaren, belon belajar, masih maen games olah raga gitulah. Belajarnya sih nggak di satu ruangan terus gurunya dateng. Di sini, ada dua cluster, ABC sama XYZ, aku dapet ABC. Bahasa di kelas B, alias kelas sendiri. A itu kelas Social Studies (IPS), kalo C, Science and Math. Kalo nggak salah ini lagi English, perorangan disuruh kasih tau, dari selembar kertas, gimana cara kita bikin cerita. Nggak ada yang salah kok. (gampang bangeeeet!). Aku sih sederhana aja :  bikin alur cerita dulu, terus bikin karakternya. Gitu aja, plot dsb sih semuanya udah kebayang di batok kelapa kepala nih.Satu meja, aslinya 6 meja disatuin, semuanya cewe (antara belajar sama ngerumpi). Tadi sempet ditanya, "kenapa kamu dipanggil Iyem?". Aku jawab "Di sekolah lama ada yang namanya sama kayak aku, biar nggak ketuker kalo jalan bareng, dia panggilannya Yipi, kalo aku Iyem.". Belon ada PR.

Sekolah lama : "Nih, ini begini, terus harus begini, gitu caranya (menulis di papan tulis sampai ujung spidolnya rusak. Umur spidolnya sekitar 2 sampai 4 minggu. Aku kasihan sama bendahara kelas). Kerjakan ini, halaman 12 sampai 14, halaman 15-17 dikerjakan di rumah, harus dikumpulin lusa! Awas kalo nggak ngumpulin!(mengepalkan tangan, mau tinju)". Belom lagi hari ini ada PR Biologi sama Fisika yang setimpuk. Dikumpulin besok.

Nyaris lupa nih, seragam. Seragamnya udah ada dari sekolah, roknya di bawah lutut terus mau ngikutin desain dari sekolah atau bikin sendiri boleh.Terserah mau pakai seragam yang mana, yang jelas jangan pake baju bebas, apalagi cuman pake kolor atau boxer sama kaos dalam. Pasti disangka pengangguran salah rumah.

Seragam sekolah lama ya kayak sekolah negeri yang laennya aja, tapi nggak pake dasi, diganti jadi lencana.

Baru : tasnya ringan. isinya paling binder sama alat tulis (optional). Tas selempang juga cukup. Lama : 5 kilo.

Beda dikit? ngga tuh, jauuuuh, mungkin sejauh ke California.

NB: aku minta maaf, aslinya sih nggak enak BANGET buat cerita, penulis pingin share, tapi takut nih, tapi apa salahnya MENGELUARKAN PENDAPAT? (soekarno mode ON) Ini bukan jaman soeharto jadi presiden, sekarang adalah era modern! semua terhubung dengan internet! Saatnya untuk pemuda memberikan pendapat, demi kemajuan nusa dan bangsa, tanah air kita! MERDEKAAAA! *gledek sebagai background*

2 comments:

  1. hha , dan kamu akhirnya pergi sa , jahat ih kamu ! gue numpang ksis juga yah -___-" haha bagus ih ceritanya !

    ReplyDelete